Kebudayaan sopan santun sangat di terapkan di keluarga
saya. Terutama kebudayaan 3S yaitu Senyum, Sapa, dan Salam. Sejak
kecil ibu saya selalu mengajarkan untuk membiasakan 3S. Dan tentunya ibu saya
mengajarkan dengan moncontohkan secara langsung ke saya. Seperti ketika kita
hendak berpergian ke depan jalan. Dan melewati beberapa rumah tetangga, ibu
saya selalu memberi sapaan kepada tetangga-tetangga saya sambil tersenyum.
Dengan membiasakan diri menyapa kita jadi kenal dan dikenali banyak orang. Ibu
saya juga mengajarkan untuk bilang permisi ketika hendak melewati jalan yang
ada orangnya di samping jalan tersebut. Sambil lewat pun kita berdua berkata
"Permisi pak....bu..." dan tentunya saya sangat senang ketika mereka
menjawab dengan "silahkan...." sambil tersenyum. Sejak saat itu saya
merasakan indahnya bersopan santun dan hidup ramah dengan semua orang. Sampai saat
ini pun saya menjadi terbiasa dengan hal itu. Sepeti ketika dikampus hendak
melewati teman-teman yang berkumpul dan menghalangi jalan. Saya pun ketika
hendak lewat bilang "permisi..." mereka pun mejadi sadar bahwa mereka
menghalangi jalan dan saya menjadi bisa lewat. Ternyata ucapan permisi bisa
sebagai sopan santun dan juga sekaligus sindiran lembut untuk orang-orang yang
menghalangi jalan.
Di keluarga saya juga membiasakn diri untuk bersalaman. Terutama terhadap
orang tua. Ibu saya mengajarkan bahwa ketika kita hendak salim ke orang tua
kita dan ketika itu sedang ada tamu, maka kita harus bersalaman / salim ke
semua orang yang berada di sana. Ibu saya pun mengajarkan cara salim yang
benar. Yaitu menjabat tangannya lalu diletakkan di bibir ataupun di jidat.
Namun, akhir-akhir ini saya lebih sering salim tetapi tangannya di letakkan di
pipi. Saya kira itu benar dan sah-sah saja. Tapi ternyata.......... itu salah.
Dan ketika sedang ada tamu saya pun pernah salim dan di tegur karena salim
seperti itu. Jadi agak malu sih sebenarnya, cuma memang salim seperti itu
harusnya di tegur agar kita membudayakan cara bersalaman / salim yang benar ke
orang yang lebih tua dari kita. Nah, kalo di keluarga saya biasanya salim ke
ibu saya yaitu dengan mencium tangannya dan mencium pipi kanan dan pipi
kirinya. Sedangkan salim ke ayah saya hanya cium tangan dan ayah saya pasti
selalu mencubit hidung dan mengusap kepala saya. Itu yang membuat saya meresa
dekat dengan ke dua orang tua saya.
Kebiasaan
mengucap salam pun selalu kami terapkan. Yaitu ketika hendak pergi dan masuk
kerumah, memasuki ruangan, bertemu seseorang ataupun menjadi pembukaan
pembicaraan. Tidak hanya pembicaraan secara langsung tapi pembicaraan di chat,
sms, ataupun di ntelepon pasti kami selalu mengucap salam. Seperti Assalamu'alaikum,
Selamat pagi, Selamat siang, Selamat malam.
Dan tentunya kebudayaan sopan santun
memang harus di tanamkan sejak kecil, Agar kelak ketika kita dewasa menjadi
terbiasa dan mempunyai akhlak yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar