Senin, 08 Juni 2015

Tipe Sistem Informasi



Sistem Pendukung Operasi
            Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan oleh, dan digunakan dalam operasi bisnis. Sistem pendukung operasi semacam ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat digunakan oleh para manajer. Pemrosesan lebih jauh oleh sistem informasi manajemen biasanya dibutuhkan. Peran dari sistem pendukung operasi perusahaan bisnis adalah untuk secara efisien memproses transaksi bisnis, mengendalikan proses industrial, mendukung komunikasi dan kerja sama perusahaan, serta memperbaharui database perusahaan.

            1.         Sistem pemrosesan transaksi
                                Memproses data yang dihasilkan dari transaksi bisnis,           memperbaharui database operasional, dan menghasilkan dokumen       bisnis.
                        Contohnya: Sistem titik penjualan (point-of-sale - POS) dibanyak toko       retail menggunakan terminal mesin kas untuk secara elektronik menangkap serta memindahkan data penjualan sepanjang saluran telekomunikasi ke pusat computer regional agar dapat diproses segera (Real-time) atau diproses setiap malam (Batch).
2.         Sistem Pengendalian proses
            Mengawasi dan mengendalikan berbagai proses industrial.
            Contohnya, penyulingan minyak menggunakan sensor elektronik yang dihubungkan ke komputer untuk secara terus menerus mengawasi proses kimia dan membuat penyesuaian instant (real-time) yang mengendalikan proses penyulingan.

3.         Sistem kerja sama perusahaan
            Mendukung komunikasi dan kerja sama tim, kelompok kerja dan perusahaan.
            Contohnya, para pekerja ahli dalam sebuah tim proyek dapat menggunakan email untuk mengirim dan menerima berbagai pesan elektronik, dan melakukan konferensi video untuk melakukan pertemuan elektronik agar dapat mengoordinasikan berbagai aktivitasnya.



Sistem Pendukung Manajemen
            Ketika aplikasi sistem informasi berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer, aplikasi sistem tersebut akan disebut sebagai Sistem Pendukung Manajemen. Berdasarkan konsep, beberapa jenis utama sistem informasi mendukung berbagai tanggung jawab pengambilan keputusan:

1. Sistem Informasi Manajemen
            Memberikan informasi dalam bentuk laporan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
            Contohnya : manajer penjualan dapat menggunakan jaringan komputer dan pencari web untuk mendapatkan tampilan instant mengenai hasil penjualan produk – produk mereka dan untuk mengakses intranet perusahaan mereka agar bisa mendapatkan laporan analisis penjualan harian yang mengevaluasi penjualan yang dilakukan oleh setiap tenaga penjualan.
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System - DSS)
            Memberikan dukungan interaktif khusus untuk proses pengambilan keputusan para manajer dan praktisi bisnis lainnya.
            Contohnya : manajer bagian periklanan dapat menggunakan program spreadsheet untuk melakukan analisis what-if ketika mereka menguji dampak berbagai anggaran iklan atas prediksi penjualan produk – produk baru.

3. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System – EIS)
            Memberi informasi penting dari SIM, DSS dan sumber lainnya yang dibentuk sesuai kebutuhan informasi para eksekutif.
            Contohnya : para eksekutif puncak dapat menggunakan terminal layar sentuh untuk secara instant melihat teks serta tampilan grafik yang menekankan berbagai area utama kinerja organisasi dan persaingan.

Review Kasus



Kasus 1
Review Teamwork Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X
RSUD X merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X. Dengan Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat, RSUD X selalu berusaha untuk berbenah diri agar dapat bertahan ditengah persaingan pertumbuhan rumah sakit di daerah tersebut. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa usaha yang telah dilakukan oleh pihak RSUD X belum menunjukkan hasil yang maksimal. Dimana pasien merasakan ketidakpuasan atas pelayanan keperawatan yang diberikan oleh RSUD X. Ini di sebabkan karena sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerja sama dan komunikasi, kurang mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan teamwork yang kurang efektif merupakan indikator masalah yang sebenarnya di hadapi pihak RSUD X. Karena perawat adalah tumpuan semua kegiatan yang ada dan salah satu sumber keberhasilan atau kegagalan pelayanan kesehatan di rumah sakit.  

Kasus 2
Hartoyo sebagai Manajer
            Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
            Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya kepada Drs. Abdul Hakim, AK, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehna. Dia (Hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu”.
Pertanyaan kasus :
1.      Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo ? bagaimana keuntungan dan kelemahannya ? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara.
Jawaban : Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Hartoyo adalah masih terbawa dengan gaya kepemimpinan saat dia di tentara. Keuntungannya Dia selalu tegas dalam mengambil keputusan untuk bagiannya, kerugiannya semangat kerja departemennya menjadi rendah. Motivasi bawahan Hartoyo sekarang adalah dimana karyawannya mungkin juga ingin ikut serta dalam pengambilan keputusan agar semangat kerja mereka tidak menurun dan tercipta teamwork yang efektif, kalau dulu sewaktu ditentara bawahan Hartoyo selalu mengharapkan keputusan tegas yang Dia buat sendiri karena mereka akan selalu mematuhinya dan siap siaga.
2.      Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya ? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan ?
Jawaban : Konsekuensinya bila Pak Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya adalah semangat kerja departemennya menjadi rendah, dan hal ini bisa menyebabkan kerugian. Saran saya bagi perusahaan untuk merubah keadaan yaitu dengan mentraining Pak Hartoyo agar bisa dengan benar menjalankan tugasnya dalam pengambilan keputusan sebagai Manajer, bukan sebagai atasan di dalam tentara.