Rabu, 19 Maret 2014

Kebudayaan Sopan Santun

         Kebudayaan sopan santun sangat di terapkan di keluarga saya. Terutama kebudayaan 3S yaitu Senyum, Sapa, dan Salam. Sejak kecil ibu saya selalu mengajarkan untuk membiasakan 3S. Dan tentunya ibu saya mengajarkan dengan moncontohkan secara langsung ke saya. Seperti ketika kita hendak berpergian ke depan jalan. Dan melewati beberapa rumah tetangga, ibu saya selalu memberi sapaan kepada tetangga-tetangga saya sambil tersenyum. Dengan membiasakan diri menyapa kita jadi kenal dan dikenali banyak orang. Ibu saya juga mengajarkan untuk bilang permisi ketika hendak melewati jalan yang ada orangnya di samping jalan tersebut. Sambil lewat pun kita berdua berkata "Permisi pak....bu..." dan tentunya saya sangat senang ketika mereka menjawab dengan "silahkan...." sambil tersenyum. Sejak saat itu saya merasakan indahnya bersopan santun dan hidup ramah dengan semua orang. Sampai saat ini pun saya menjadi terbiasa dengan hal itu. Sepeti ketika dikampus hendak melewati teman-teman yang berkumpul dan menghalangi jalan. Saya pun ketika hendak lewat bilang "permisi..." mereka pun mejadi sadar bahwa mereka menghalangi jalan dan saya menjadi bisa lewat. Ternyata ucapan permisi bisa sebagai sopan santun dan juga sekaligus sindiran lembut untuk orang-orang yang menghalangi jalan.
         
Di keluarga saya juga membiasakn diri untuk bersalaman. Terutama terhadap orang tua. Ibu saya mengajarkan bahwa ketika kita hendak salim ke orang tua kita dan ketika itu sedang ada tamu, maka kita harus bersalaman / salim ke semua orang yang berada di sana. Ibu saya pun mengajarkan cara salim yang benar. Yaitu menjabat tangannya lalu diletakkan di bibir ataupun di jidat. Namun, akhir-akhir ini saya lebih sering salim tetapi tangannya di letakkan di pipi. Saya kira itu benar dan sah-sah saja. Tapi ternyata.......... itu salah. Dan ketika sedang ada tamu saya pun pernah salim dan di tegur karena salim seperti itu. Jadi agak malu sih sebenarnya, cuma memang salim seperti itu harusnya di tegur agar kita membudayakan cara bersalaman / salim yang benar ke orang yang lebih tua dari kita. Nah, kalo di keluarga saya biasanya salim ke ibu saya yaitu dengan mencium tangannya dan mencium pipi kanan dan pipi kirinya. Sedangkan salim ke ayah saya hanya cium tangan dan ayah saya pasti selalu mencubit hidung dan mengusap kepala saya. Itu yang membuat saya meresa dekat dengan ke dua orang tua saya.

           Kebiasaan mengucap salam pun selalu kami terapkan. Yaitu ketika hendak pergi dan masuk kerumah, memasuki ruangan, bertemu seseorang ataupun menjadi pembukaan pembicaraan. Tidak hanya pembicaraan secara langsung tapi pembicaraan di chat, sms, ataupun di ntelepon pasti kami selalu mengucap salam. Seperti Assalamu'alaikum, Selamat pagi, Selamat siang, Selamat malam.



          Dan tentunya kebudayaan sopan santun memang harus di tanamkan sejak kecil, Agar kelak ketika kita dewasa menjadi terbiasa dan mempunyai akhlak yang baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar