Minggu, 19 Oktober 2014

Tulisan TOU1 (Minggu ke-2)

Resep Masakan ala-ala Mei

1. Martabak Tahu


Bahan
- sebungkus tahu
- 5 lembar kulit lumpia
- 1 butir telur
- daun bawang
- garam

Cara memasak
1. Siapkan tempat untuk menaruh tahu
2. Hancurkan tahunya hingga halus
3. Masukkan 1 buah telur ke dalam tahunya, lalu aduk merata
4. Campurkan daun bawang yang telah di iris
5. Beri garam secukupnya, dan aduk sehingga semuanya merata
6. Kemudian bungkus tahunya ke dalam kulit lumpia membentuk persegi
7. Kulit lumpia siap di goreng
8. Panaskan minyak gorengnya
9. Masukkan martabak tahunya ke dalam minyak tersebut
10. Ketika sudah kering, martabak siap diangkat
11. Martabak siap di hidangkan




2. Omelette & Hot Corned 

Bahan
- 1 kaleng corned
- 1 butir telur
- daun bawang
- bawang merah 3 siung
- bawang putih 1 siung
- cabe merah 3 buah
- 1 helai selada
- garam
- margarin

Cara Memasak Omelette
1. aduk telur hingga merata
2. tumis 2 sendok makan corned dengan margarin hingga aroma cornednya keluar
3. angkat corned tersebut, lalu masukkan corned ke adonan telur
4. kasih garam secukupnya
5. masukkan daun bawang yang telah di iris
6. kemudian semua bahan yang telah dimasukkan di aduk hingga merata
7. dan terakhir goreng adonan tersebut
8. ketika warnanya mulai menguning, omelette siap di angkat
9. hidangkan di piring

Cara memasak Hot Corned
1. iris bawang merah, bawang putih dan daun bawang, dan cabe.
2. kemudian tumis bawang-bawangan itu sampai wangi
3. masukkan juga cabenya, ditumis sampai merata
4. masukkan cornednya
5. kasih garam secukupnya
6. lalu di gongseng sampai semua tercampur
7. ketika warna corned mulai berubah dan aroma sedap mulai tercium, masakkan siap diangkat
8. hidangkan di piring yang telah ada omelettenya
9. jangan lupa di kasih hiasan daun selada
dan....... omelette & hot corned siap dihidangkan



Sabtu, 18 Oktober 2014

Karakteristik Memori

Nama         : Meidia Lestari
NPM         : 15113405
Kelas         : 2KA37
Dosen        : Kunto Bayu A, ST
Matkul       : Peng. Or. & Arst Komputer


Hirarki Memori dalam arsitektur komputer adalah sebuah pedoman yang dilakukan oleh para perancang demi menyetarakan kapasitas, waktu akses, dan harga memori untuk tiap bitnya. Secara umum, hierarki memori terdapat dua macam yakni hierarki memori tradisional dan hierarki memori kontemporer.
Hierarki memori memang disusun sedemikian rupa agar semakin ke bawah, memori dapat mengalami hal-hal berikut:
§  peningkatan waktu akses memori (semakin ke bawah semakin lambat, semakin ke atas semakin cepat)
§  peningkatan kapasitas (semakin ke bawah semakin besar, semakin ke atas semakin kecil)
§  peningkatan jarak dengan prosesor (semakin ke bawah semakin jauh, semakin ke atas semakin dekat)
§  penurunan harga memori tiap bitnya. (semakin ke bawah semakin semakin murah, semakin ke atas semakin mahal)
Memori yang lebih kecil, lebih mahal dan lebih cepat diletakkan pada urutan teratas. Sehingga, jika diurutkan dari yang tercepat, maka urutannya adalah sebagai berikut:
1.     Register Mikroprosessor Ukurannya yang paling kecil tapi memiliki waktu akses yang paling cepat, umumnya hanya 1 siklus CPU saja.
2.     Cache mikroprosesor, yang disusun berdasarkan kedekatannya dengan prosesor (level-1, level-2, level-3, dan seterusnya). Memori cache mikroprosesor dikelaskan ke dalam tingkatan-tingkatannya sendiri:
A.   level-1: memiliki ukuran paling kecil di antara semua cache, sekitar puluhan kilobyte saja. Kecepatannya paling cepat di antara semua cache.
B.   level-2: memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cache level-1, yakni sekitar 64 kilobyte, 256 kilobyte, 512 kilobyte, 1024 kilobyte, atau lebih besar. Meski demikian, kecepatannya lebih lambat dibandingkan dengan level-1, dengan nilai latency kira-kira 2 kali hingga 10 kali. Cache level-2 ini bersifat opsional. Beberapa prosesor murah dan prosesor sebelum Intel Pentium tidak memiliki cache level-2.
C.   level-3: memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cache level-2, yakni sekitar beberapa megabyte tapi agak lambat. Cache ini bersifat opsional. Umumnya digunakan pada prosesor-prosesor server dan workstation seperti Intel Xeon atau Intel Itanium. Beberapa prosesor desktop juga menawarkan cache level-3 (seperti halnya Intel Pentium Extreme Edition), meski ditebus dengan harga yang sangat tinggi.
3.     Memori Utama: memiliki akses yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan memori cache, dengan waktu akses hingga beberapa ratus siklus CPU, tapi ukurannya mencapai satuan gigabyte. Waktu akses pun kadang-kadang tidak seragam, khususnya dalam kasus mesin-mesin Non-uniform memory access (NUMA).
4.     Cache cakram magnetis, yang sebenarnya merupakan memori yang digunakan dalam memori utama untuk membantu kerja cakram magnetis.
5.     Cakram Magnetis : salah satu contoh dari cakram magnetis adalah Hardisk. kecepatan membacanya lebih lamabat dari memori utama.
6.     Tape magnetis : contohnya kaset video. Pembacaan datanya jauh lebih lambat dari cakram magnetis. Hal ini dapat dilihat dari seberapa cepat kaset tape atau video bisa kita putar.
7.     Cakram Optik : contohnya adalah DVD dan CD. Pembacaannya jauh lebih lambat daripada cakram magnetis.


Karakteristik & MACAM/ KETERANGAN
·        Lokasi
1.     CPU : Central Processing Unit; CPU), merujuk kepada perangkat keras komputer yang memahami dan melaksanakan perintah dan data dari perangkat lunak.
Komponen : Unit Control, Register, ALU
2.     Internal (main) : Memori Internal atau sering disebut dengan memory primer atau memory utama. Berada diluar CPU bersifat internal pada system computer, diperlukan oleh CPU dalam proses eksekusi (operasi) program sehingga dapat diakses secara langsung oleh CPU tanpa melalui perantara.
3.     External (secondary) : Memori Eksternal atau sering disebut dengan memori sekunder. Bersifat eksternal dan berada di luar CPU, diperlukan dlam menyimpan data atau instruksi secara permanen, terdiri atas perangkat storage seperti: disk, pita magnetik, dll
·        Kapasitas
1.     Ukuran word : Kapasitas memori internal maupun eksternal biasanya dinyatakan dalam bentuk byte (1 byte = 8 bit) atau word.
2.     Jumlah word : Panjang word umumnya 8, 16, 32 bit.
·        Satuan transfer
1.     Word : merupakan satuan “alami” organisasi memori. Ukuran word biasanya sama dengan jumlah bit yang digunakan untuk representasi bilangan dan panjang instruksi.
2.     Block
·        Metode Akses
1.     Sequential access : memori diorganisasikan menjadi unit-unit data, yang disebut record. Aksesnya dibuat dalam bentuk urutan linier yang spesifik. Informasi pengalamatan dipakai untuk memisahkan record-record dan untuk membantu proses pencarian. Mekanisme baca/tulis digunakan secara bersama (shared read/write mechanism), dengan cara berjalan menuju lokasi yang diinginkan untuk mengeluarkan record. Waktu access record sangat bervariasi.
     Contoh sequential access adalah akses pada pita magnetik.
2.     Direct access : Seperti sequential access, direct access juga menggunaka shared read/write mechanism, tetapi setiap blok dan record memiliki alamat yang unik berdasarkan lokasi fisik. Aksesnya dilakukan secara langsung terhadap kisaran umum (general vicinity) untuk mencapai lokasi akhir. Waktu aksesnya pun bervariasi.
     Contoh direct access adalah akses pada disk.
3.     Random access : Setiap lokasi dapat dipilih secara random dan diakses serta dialamati secara langsung. Waktu untuk mengakses lokasi tertentu tidak tergantung pada urutan akses sebelumnya dan bersifat konstan. Contoh random access adalah sistem memori utama.
4.     Associative access : Setiap word dapat dicari berdasarkan pada isinya dan bukan berdasarkan alamatnya. Seperti pada RAM, setiap lokasi memiliki mekanisme pengalamatannya sendiri. Waktu pencariannya pun tidak bergantung secara konstan terhadap lokasi atau pola access sebelumnya. Contoh associative access adalah memori cache.
·        Kinerja
1.     Access time (Waktu Akses)
Bagi RAM, waktu akses adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan operasi baca atau tulis. Sedangkan bagi non RAM, waktu akses adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan mekanisme baca tulis pada lokasi tertentu
2.     Cycle time (Waktu Siklus)
Waktu siklus adalah waktu akses ditambah dengan waktu transien hingga sinyal hilang dari saluran sinyal atau untuk menghasilkan kembali data bila data ini dibaca secara destruktif.
3.     Transfer rate (Laju Pemindahan)
Transfer rate adalah kecepatan pemindahan data ke unit memori atau ditransfer dari unit memori. Bagi RAM, transfer rate sama dengan 1/(waktu siklus). Sedangkan, bagi non-RAM, berlaku persamaan sbb.:
TN = Waktu rata-rata untuk membaca / menulis sejumlah N bit.
TA = Waktu akses rata-rata
N = Jumlah bit
R = Kecepatan transfer, dalam bit per detik (bps)
·        Tipe Fisik
1.     Memori semikonduktor
Memori ini memakai teknologi LSI atau VLSI (very large scale integration). Memori ini banyak digunakan untuk memori internal misalnya RAM.
2.     Memori permukaan magnetik
Memori ini banyak digunakan untuk memori eksternal yaitu untuk disk atau pita magnetik.
·        Karakteristik fisik
1.     Volatile dan Non-volatile
Pada memori volatile, informasi akan rusak secara alami atau hilang bila daya listriknya dimatikan. Selain itu, pada memori non-volatile, sekali informasi direkam akan tetap berada di sana tanpa mengalami kerusakan sebelum dilakukan perubahan. Pada memori ini daya listrik tidak diperlukan untuk mempertahankan informasi tersebut. Memori permukaan magnetik adalah non volatile. Memori semikonduktor dapat berupa volatile atau non volatile.
2.     Erasable dan Non-erasable
Erasable artinya isi memori dapat dihapus dan diganti dengan informasi lain. Memori semikonduktor yang tidak terhapuskan dan non volatile adalah ROM.


Jumat, 17 Oktober 2014

Tugas TOU1 (Minggu ke-2)

Tri Rismaharini


Tri Rismaharini merupakan Wali Kota Surabaya wanita pertama yang menjabat untuk periode 2010-2015. Sebelum menjabat sebagai wali kota, ia menduduki posisi sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Di bawah kepemimpinannya sebagai Kepala DKP hingga wali kota saat ini, Surabaya menjadi kota yang bersih dan asri. Bahkan kota yang mendapat sebutan Kota Pahlawan ini berhasil meraih kembali Piala Adipura 2011 untuk kategori kota metropolitan setelah lima tahun berturut-turut tak lagi memperolehnya.

Wanita yang akrab disapa dengan nama Risma ini berada di bawah naungan Partai Demokrat Indonesia Raya (PDIP). Ia terkenal sebagai sosok wanita yang tegas dan tak kenal kompromi dalam menjalankan tugasnya. Wanita kelahiran 20 November 2011 ini menjadi salah satu nominasi wali kota terbaik di dunia, 2012 World Mayor Prize, yang digelar oleh The City Mayors Foundation. Ia terpilih karena segudang prestasi yang sudah ia torehkan selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Ia dinilai berhasil menata kota Surabaya menjadi kota yang bersih dan penuh taman. Salah satu buktinya adalah pemugaran Taman Bungkul di tengah kota. Dulunya, taman tersebut tidak layak disebut taman, namun kini Taman Bungkul menjadi taman terbesar dan terkenal di kota Surabaya. Selain itu, ia juga telah berperan besar dalam membangun pedestrian bagi pejalan kaki dengan konsep modern di sepanjang jalan Basuki Rahmat yang kemudian dilanjutkan hingga jalan Tunjungan, Blauran, dan Panglima Sudirman.

Penghargaan

Di masa kepemimpinannya, Kota Surabaya meraih empat kali piala adipura berturut-turut yaitu tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 untuk kategori kota metropolitan. Selain itu, kepemimpinan Tri Risma juga membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.
Pada Oktober 2013, Kota Surabaya dibawah kepemimpinannya memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di 2 bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik.
Taman bungkul yang pernah dipugarnya pun meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik se-Asia pada tahun 2013.
Pada Februari 2014, Tri Rismaharini dinobatkan sebagai Mayor of the Month atau wali kota terbaik di dunia untuk bulan Februari 2014 atas keberhasilannya selama memimpin Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang paling baik penataannya.
Pada bulan April 2014, Risma mengklaim bahwa Kota Surabaya telah mendapatkan penghargaan Socrates Award untuk kategori Future City dari European Business Assembly (EBA), yang kemudian diarak di kota Surabaya. Namun, penghargaan ini menimbulkan polemik setelah diketahui bahwa penghargaan yang diperoleh Risma bukanlah Socrates Award, tetapi United Europe Award yang dinobatkan bagi mereka yang memiliki kontribusi pribadi untuk integrasi Eropa. Nama Risma dan Surabaya juga tidak masuk dalam daftar penerima Socrates Award di situs EBA. Selain itu, menurut laporan Center for Investigative Reporting di SarajevoBosnia dan Herzegovina, pada Agustus 2013, terdapat biaya yang harus dibayarkan untuk memperoleh penghargaan dari EBA, dan biaya untuk memperoleh United Europe Award adalah 3.900 euro. Akibatnya, muncul dugaan bahwa Risma menggunakan anggaran kota untuk "membeli" penghargaan.]Juru bicara pemerintah kota Surabaya Muhammad Fikser menampik bahwa Risma telah menggunakan anggaran kota untuk mengambil penghargaan tersebut, dan menyatakan bahwa 3.900 euro digunakan untuk biaya seminar.

Bahkan karena  terkenal sebagai sosok wanita yang tegas dan tak kenal kompromi dalam menjalankan tugasnya. Sebagian pejabat di DPRD pernah berusaha untuk mendepak Risma dari jabatan Wali Kota Surabaya. Contohnya pada tanggal 31 Januari 2011, Ketua DPRD Surabaya  Whisnu Wardhana menggunakan hak angketnya untuk menurunkan Risma dari posisinya sebagai wali kota. Ia beralasan bahwa Risma telah melanggar Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 16/2006 tentang prosedur penyusunan hukum daerah dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Ia dianggap melanggar karena ia tidak melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam membahas maupun menyusun Peraturan Wali Kota Surabaya (Perwali) Nomor 56 tahun 2010 yang mengatur tentang perhitungan nilai sewa reklame dan Perwali Nomor 57 tentang perhitungan nilai sewa reklame terbatas di kawasan khusus kota Surabaya yang menaikkan pajak reklame menjadi 25%. Enam dari dari tujuh fraksi politik yang ada di dewan, termasuk PDIP yang mengusungnya, mendukung keputusan ini. Hanya fraksi PKS yang menolak dengan alasan belum cukup bukti dan data. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menilai alasan pemakzulan Risma terlalu mengada-ada. Ia pun menegaskan bahwa Risma tetap menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Beredar kabar bahwa keputusan memberhentikan Risma dikarenakan banyaknya kalangan DPRD Kotamadya Surabaya yang tidak senang akan keputusan Risma menolak keras pembangunan tol tengah Kota Surabaya dan lebih memilih meneruskan proyek frontage road dan MERR-IIC (Middle East Ring Road) yang akan menghubungkan area industri Rungkut hingga ke Jembatan Suramadu via area timur Surabaya.


Meskipun mengaku semakin tertekan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, dirinya tidak akan mundur dari jabatannya karena dukungan dari masyarakat dan kalangan internal Pemerintah Kota Surabaya begitu kuat. 

”Saya akan bekerja hingga masa jabatan selesai karena dukungan dari internal ataupun masyarakat agar saya tidak mundur terus mengalir meski sebenarnya saya semakin tertekan,” kata Risma kepada Kompas, Kamis (27/2/2014) malam.


Sebenarnya, niat untuk mundur pernah diutarakan Risma dalam pertemuan internal Pemkot Surabaya di ruang kerjanya di lantai 2 Balaikota Surabaya, Kamis pagi. ”Sejak dari rumah saya sudah niat, sudahlah mundur saja. Saya juga sudah ngomong sama suami dan anak-anak bahwa saya sudah tidak kuat lagi dan ingin pamit saja kepada seluruh internal pemkot dalam pertemuan tertutup,” katanya.


Dalam pertemuan itu, seluruh kalangan dalam pemkot justru meminta Risma tetap bekerja dan menyelesaikan masa jabatan hingga 2015. ”Mereka siap membantu saya untuk meneruskan pembangunan di kota ini. Dukungan serupa juga terus mengalir dari berbagai kalangan di Surabaya. Itulah yang membuat saya pun memilih bertahan,” ujar ibu dari dua anak ini.


Hasil pembicaraan dengan kalangan internal pemkot itu, lanjut Risma, diungkapkan ketika bertemu sejumlah warga yang hendak memberikan dukungan yang sudah menunggu di lobi Balaikota. ”Ya, sudahlah kerja saja, toh dukungan juga begitu kuat,” ucap Risma.

Sejumlah kalangan menyayangkan jika Risma jadi mundur. Agus Purnomo, warga Surabaya yang pernah menggalang aksi jalanan mendukung Risma pekan lalu, mengatakan, menolak jika Risma mundur. ”Saya seumur hidup tidak bisa menemukan sosok wali kota seperti Risma. Kalau jadi mundur, kami akan aksi besar-besaran,” ujarnya tegas.


Pakar transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Prof Daniel M Rosyid, berharap Risma tetap bertahan sampai masa jabatan habis. Daniel dan sejumlah akademisi juga pernah menemui Risma untuk memberikan dukungan. ”Kalau benar mundur, ini menjadi kerugian besar bagi Surabaya dan PDI-P,” ujar Daniel.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, ketika ditemui, membantah jika Risma menyatakan ingin mundur. ”Kalau ada kabar bahwa Wali Kota mau mundur, itu isu saja,” katanya.


Whisnu menegaskan, surat pengunduran diri dari Risma juga tidak pernah ada. Ia bahkan baru saja berkoordinasi dengan Risma pada Kamis sore untuk membahas pelaksanaan agenda kerja pada Jumat (28/2/2014).


Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan juga membantah jika Risma berpamitan dengan para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk mundur. Pertemuan dengan para kepala SKPD ada, tetapi itu hanya pertemuan rutin untuk koordinasi kedinasan.



Saat menghadiri sosialisasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya pada Kamis siang, Risma menegaskan, tak akan lari dari tanggung jawab hingga penutupan lokalisasi itu tuntas. Hal ini menegaskan dirinya tetap menjabat sebagai wali kota untuk mengawal persoalan lokalisasi di Surabaya.



Panjenengan (Anda) adalah bagian dari pertanggungjawaban saya di hadapan Tuhan. Kita insya Allah tak biarkan panjenengantelantar,” kata Risma di hadapan peserta sosialisasi yang dihadiri warga di sekitar lokalisasi.


Karakteristik dari Tri Rismaharini yaitu :

-         Wanita yang tegas
-         Tak kenal Kompromi dalam menjalankan tugasnya
-         Bekerja Keras
-         Turun langsung ke Lapangan
-         Mau bersosialisasi langsung dengan masyarakat
-    Dan beliau pun tetap bertahan untuk menjadi wali kota Surabaya walau banyak yang ingin menjatuhkannya


sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Rismaharini
http://regional.kompas.com/read/2014/02/28/0726232/Risma.Saya.Tidak.Akan.Mundur