Senin, 22 Desember 2014

TULISAN TOU1 (Minggu ke-4)

Review Film Doraemon (Stand By Me)



Film yang lagi ngeHitz di bulan Desember ini. Sampai-sampai di bioskop Blitzmegaplex seindonesia menghabiskan beberapa studio hanya untuk film ini. Benar saja karena film ini untuk semua umur jadi banyak keluarga, maupun anak-anak sekolah, serta orang dewasa menonton ini berombongan.

Film ini dimulai dengan kedatangan Doraemon dan buyut Nobita, Sewashi, yang berasal dari abad 22, demi mengubah masa depan Nobita yang dipenuhi dengan masalah, salah satunya adalah pernikahan Nobita dengan Jaiko (adik Gian). Untuk itu, Sewashi memaksa Doraemon untuk membantu Nobita,  dengan menyetel alat yang mencegah Doraemon kembali ke masa depan, sebelum memenuhi persyaratannya, yaitu membuat Nobita bahagia. Akan tetapi, pada saat Nobita telah menjadi bahagia, apabila Doraemon ingin tinggal di jaman itu, dia tetap akan dipaksa untuk kembali ke masa depan.
Doraemon akhirnya tinggal di rumah Nobita, dan mulai membantu Nobita dengan berbagai macam alat-alat dari kantong ajaibnya, sampai akhirnya Nobita merasa bahagia. Tetapi, setelah Nobita bahagia, apakah Doraemon, yang telah menemani Nobita setiap harinya, bisa meninggalkan Nobita?
Cerita di film ini sendiri, merupakan bagian-bagian dari cerita versi manga, yang dikemas ulang dan disesuaikan di beberapa tempat, sehingga menjadi satu kesatuan yang bisa dipastikan akan membuat para penonton terharu pada saat menontonnya.
Inti dari film Doraemon kali ini adalah tentang persahabatan antara Doraemon yang senantiasa menolong Nobita, yang bodoh, lemah, cengeng, penakut dan tidak memiliki satupun keunggulan, terutama apabila dibandingkan dengan Dekisugi, tetapi pada akhirnya Nobita yang seperti itupun mampu berusaha dengan kemampuannya sendiri, untuk meraih kebahagiaannya.

Nobita mengajarkan pada kita, seperti apapun diri kita, sejelek apapun diri kita, asalkan ada kemauan dan tekad, semuanya bisa dicapai. Terutama, pada saat ia tidak ingin membuat Doraemon yang akan pulang ke masa depan khawatir akan dirinya, ia sampai nekat menantang Gian untuk berkelahi, meski dari awal ia mengetahui bahwa ia akan sulit menang, tetapi pada akhirnya ia berhasil membuat Gian menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar